Senin, 15 September 2008

Bengkel Vespa Ahli

Gak basa basi, mau kasih tau bengkel bokap g.
bukan bengkel asal tapi bengkel resmi, spare part ada yang asli
ada juga yang murah. Gak ada yang lebih jago
and lebih apik dari bokap g. Kalian boleh liat juga hasil cat ama aksesoris yang dia bikin sendiri. Arena Motor.
JL Ciputat Raya No 336, kebayoran lama, belakang arteri Pondok Indah
sebelum rel kereta/pasar keb lama. telp 7250823.
Udah jarang bengkel Vespa yang montirnya ngerti banget dan
perfeksionis buat ngerjain motor orang. Cek aja sendiri. Thanks banget udah boleh numpang.

HAMIL MUDA

Subhanallah, maha suci Allah yang menjadikan berbagai macam keunikan dan kekhasan dalam setiap peristiwa.
Saat ini kehamilan memasuki minggu ke-7, dan sejak minggu lalu saya mulai menikmati indahnya mual-mual dan muntah dari yang biasa sampai yang luar biasa.

Sejak 2 hari lalu akhirnya yang menjadi bacaan kita sepulang dari kantor (maklum ga punya TV) ga lagi berkutat dari koran-koran, tugas-tugas atau buku-buku agama umum. Namun sudah bertambah dengan buku-buku tentang kehamilan. Ada 2 buah buku yang menjadi favorit saya menyangkut kehamilan ini:
1. Hamil, siapa takut?, terbitan puasa Al Kautsar. Membahas masalah A-Z tentang kehamilan dan janin dari segi Fiqih. Meliputi perkembangan janin, hukum-hukum berkenaan dengan segala sesuatu dari hamil sampai lahir, sampai kepada bid’ah-bid’ah yang tercela
2. Pertanyaan-pertanyaan seputar ibu hamil, karya seorang doktor dari negeri Jiran (Malaysia). Yang ini menjadi favorit saya karena membahas dari sisi kesehatan tentang perkembangan janin dan kondisi ibu dari trimester 1 sampai akhir

Untuk kondisi saya, kebetulan termasuk yang cukup beragam. Secara fisik belum ada perubahan apa-apa memang, malah berat badan turun 1kg dari minggu lalu. Mengikuti nasihat dokter, saya jadi tertarik mendokumentasikan perkembangan-perkembangan yang dialami setiap bulan. Dalam masa hamil muda saat ini, berikut hal-hal yang saya rasakan:
1. Cenderung cepat lelah
2. Nafsu makan sangat menurun
3. Sangat sensitif terhadap bau-bauan sekecil apapun, dan langsung bereaksi ingin muntah
4. Jadi tambah ga betah lihat ada yang berantakan dikit aja
5. Perasaan mual juga bisa datang kalau melihat sesuatu yang sangat berantakan, tempat tidur yang kurang rapi, serta barang-barang yang tidak pada tempatnya, walau barang2 ga penting (halah..)
6. Jadi hobby ngabsenin barang2 kalau di rumah. tiba-tiba inget ini, inget itu.. ada dimana ya letaknya dst dst. Padahal ga penting (kecian suamiku)
7. Tiba-tiba pengen makan suatu jenis makanan karena seharian ga makan-makan, begitu makanannya udah di depan mata, dimakan trus beberapa jam kemudian dimuntahkan (hehehe..)

Begitulah. jangan tanya susu ya, apalagi benda satu itu, bisa memicu mual walau belum diminum. Sekarang ini berusaha menikmati dengan senikmat-nikmatnya. Kalau perutnya belum mau makan, ya udah.. paksa pelan-pelan aja, dikit-dikit. Bahkan makan pagi sekarang ini bisa 3 jam (dan setelah makan dimuntahin lagi hehehe)

Kita liat aja ya, selera makannya menguap begini sampai berapa lama. Doakan aja ya saya dan janin sehat-sehat selalu. Suatu saat nanti mungkin masa-masa ini akan menjadi kenangan yang sangat indah. Ga bisa makan euy, jarang-jarang lho…. biasanya aja tukang makan.. hehehe

TIPS Vespa, Orisinalitas Dongkrak Harga

Jakarta – Yunus, 54, pehobi anggota Vespa Club Bogor, lain lagi ceritanya. Ia mengaku tertarik pada Vespa gara-gara motor skuter ini tak pernah membuat susah. Walau tergolong barang lawas, tapi motor itu selalu tokcer dipakai ke mana-mana. ”Buat jalan-jalan cari angin seputar kota, nggak masalah. Bahkan diajak pelesiran ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi juga, oke,” ujar Yunus.
Penyakit Vespa itu tak banyak. Paling-paling yang rewel adalah busi dan platina. Dibanding motor produk Jepang, Vespa, menurutnya, tidak ribet. Kalau pun ada yang perlu diservis, pasti tak jauh dari kedua komponen tadi. Apalagi jika pemilik dikenal rapi merawat dan mengurusi skuter maka makin tokcer saja tunggangan seksi ini.


Tapi pesannya, kalau memakai skuter itu tak boleh asal-asalan. Ada aturan mainnya. Dicontohkannya yang paling gampang adalah pengecekan oli. Bila pelumas ini sampai kering, mesin ambrol. Tapi makin apik dan teliti waktu ngerawat, dijaminlah Vespa kita bisa tokcer terus. Yunus telah mebuktikannya sendiri. Dari tiga tunggangan kesayangan itu, tak satu pun yang sampai bikin susah.
Bapak yang gemar skuter sejak 1986 ini mengkoleksi tiga jenis dengan tahun yang berbeda, Vespa PS 1981, Sespan 1961 dan Vespa Super 1979. Khusus untuk Sespan, ada kenangan istimewa yang membekas. Model ini sempat menyabet juara umum untuk kategori sespan dalam acara pameran di Taman Mini Indonesia Indah pada 1989. Berikutnya, tahun 2001, menggondol juara satu untuk kategori yang sama di Sukabumi.
Selain tak rewel, Yunus jatuh hati pada kekuatan bodi kendaraan bermotor ini. Tapi lagi-lagi kekuatan itu didapat dari ketelaten dan ketelitian dalam merawat. Terlebih tingkat orisinalitasnya ada di puncak. Alhasil, bila terus dijaga, bukan m

ustahil skuter jadi salah satu benda antik. Ia pun jadi buruan para kolektor.
”Sekitar tahun 1986, belum banyak orang yang senang main Vespa atau skuter. Pada saat itu, orang masih malu pakai motor ini sebab dianggap motornya pak guru,” cerita Yunus dengan ramah. Karena belum populer tadi, harga skuter pun sangat murah. Yang paling mahal cuma setengah juta perak.
Namun sekarang ini, setelah kepopuleran skuter terdongkrak, harga tadi ikut-ikutan melambung. Sebagai gambaran, skuter merek Vespa tahun 1961 yang orisinal harganya mencapai Rp 15 juta. ”Orisinal atau nggak, itu bisa dilihat dari lampu yang bulat dan di atasnya ada jawer ((alis)dan giginya cuma ada tiga.”
Selain penampilan luar yang dinilai, orisinilitas mesin tak bisa diabaikan. Komponen motor penggerak harus punya nilai di atas rata-rata. Sebab, mesin skuter merek Vespa paling mudah ditaruh di bodi mana saja. Ada yang kuno tapi waktu dibedah ”jeroannya” tergolong buatan masa kini. Otomatis, nilai orisinilitasnya pun gugur.

SI MAGRIB

Perkenalkan si Maghrib, scooter (vespa) antik yang selalu mengantar kemana saja saya pergi. Kendaraan satu-satunya (saat ini) yang setia menemani. Si Maghrib, scooter kelahiran tahun 1972 ini umurnya jelas jauh di atas saya, saya masih terbilang grandong meski kadang merasa sudah cukup umur. Si Maghrib cukup kencang jika sudah berlari, kecepatannya sendiri ga usah ditanya. Namun jika sekali-kali mogok sih wajar, namanya juga scooter tua, kalo nggak mogok ya bukan vespa tua namanya :mrgreen: hehe.

Saya membelinya dari seorang teman satu tahun yang lalu (April 2007) seharga 950 ribu (lumayan murah) lalu langsung masuk kamar ICU (bengkel) untuk sedikit di modif, bagian belakang dibentuk layaknya scooter tahun 60-an karena tadinya saya nyari yang tahun 60-an (61, 63) tapi tidak juga nemu ya sudah yang ada saja (tahun 72) kemudian dimodif jadi tahun 60-an (setidaknya seperti tahun 60-an), knalpot dan handle racing (biar tampak garang), jok single fighter, lampu belakang Harley, ban 10 dan modif tambahan lainnya.

Setelah dihitung-hitung, tanpa terasa modifikasi habis sekitar 2.5jt. Ternyata harga beli jauh lebih murah dari pada harga modif, termasuk ganti cat dari berwarna kuning menjadi hitam legam dan warna itulah yang kemudian menginspirasi pemberian nama, si Maghrib.

Sebelum punya si Maghrib, saya tergabung di group motor touring Qashwa Adventure Team (jaketnya saya pake pada photo di bawah) bukan genk motor lho! tapi group motor touring! :mrgreen: hehe

Beberapa tempat rutin tujuan touring diantaranya Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Ciwidey, Pangalengan, Subang, Sumedang, Majalengka dan kota lainnya yang jelas masih dalam lingkup provinsi. Tapi karena kesibukan masing-masing rider yang berjumlah 30 orang itu, kegiatan touring pun saat ini vacum. Cape dan lelah saat touring sudah pasti tapi indahnya di perjalanan itu yang membuat semua rasa penat lenyap.

Si Maghrib sendiri baru di bawa touring ke Ciwidey dan Pangalengan, terakhir touring ke Pangandaran namun sampai di Ciamis si Maghrib terpaksa harus masuk UGD (bengkel) dan langsung di operasi (turun mesin), karena penyakit masa tua kambuh lagi. Meski begitu kemarin sudah ada yang menawar 2.3jt, namun saya sudah terlanjur cinta si Maghrib dan tidak akan menjualnya meskipun saat saya sudah membeli Honda Tiger atau roda empat Honda New Jazz nantinya :mrgreen: teuteup… I Love si Maghrib

Vespa tambun berbadan besi yg penuh kenangan.

Motor kesayangan yang pernah saya miliki adalah Vespa, Bebek tambun berbadan besi yang satu ini memang paling banyak punya kenangan bagi jutaan pemilik Vespa di Dunia. Vespa kesayangan itu adalah kelahiran tahun 88, pernah mendampingi saya selama 4 tahun. Walaupun sebentar namun sejuta kenangan menghiasi hari-hari saya.

Suatu ketika saya pernah dipermalukan walaupun bukan yang pernama kali. waktu itu saya masih kuliah di Bandung, pernah disuruh untuk nganterin ngambil foto copy-an materi kuliah, tanpa banyak pikir langsung saya antar dia dengan bebek besi tesebut, namun kayaknya dia tidak suka. Tiba-tiba di tengah jalan dia ngambek dan mogok... Huuufffh.... dengan segenap kemampuan saya rayu dia dengan tendangan2 yang bertubi2, dan setelah keringat bercucuran akhirnya dia mau juga terbang lagi. Dan melanjutkan perjalanan kami mencari materi kuliah dan kembali lagi ke kampus.

Pada awal kedatangannya ke Bandung, sempat saya dan sobat karib saya "Ucup bin sarucup" menaikinya ke salah satu Pura di bandung. Biasnya kami sembahyang ke Pura tersebut rame2 rombongan dengan temen2 kampus, tapi karena ingin santai kami berangkat dengan bebek tambun tersebut. Namun kayaknya dia agak kurang sehat, ditengah jalan dia mogok brup..brup...brup... dan brup. Karena tidak ingin malu diledekin kami sedera mendorongnya ke balik sebuah bangunan dan menunggu rombongan lewat sambil mencoba menghidupkannya. Setelah rombongan lewat dan si Bebek mau terbang kami tancap gas dan melanjutkan perjalan lagi. Rombongan kami dahului lagi, tidak lama berselang si Bebek mogok lagi, busyeeeeeet dah...., ini untuk yang kedua kalinya kami mencari tempat tersembunyi untuk menghindar dari temen2. Memalukan tapi asik juga:-), kayak main kucing2an waktu kecil. hehehehe... Apakah si Bli Ucup bin sarucup masih ingat ini??? hanya dia yang tau.

Tidak hanya itu, Masih banyak lagi kenangan-kenangan memalukan sekaligus menyenangkan saya alami dan rasakan. Mogok di tengah lampu merah, Mogok di tengah jalanan dan di klaksoni para sopir angkot, mogok di parkiran karena kalbulator banjir, lampu mati di malam hari sudah biasa dan sering kami alami.

Akhirnya saya pernah merasakan kejadian2 itu. Jika sekarang melihat mobil/motor mogok, saya langsung bisa merasakan penderitaannya, apalagi kalau yang mogok itu adalah Vespa, langsung yang terlintas dalam benak, Banjir, kaki pegel, dan keringetan.

Vespa ku sayang dimana dirimu berada? Kau pergi meninggalkanku tanpa pamit. Tapi tidak apa-apa, asalkan itu demi kebaikanmua. Terbanglah bebas menelusuri cakrawala, dalam hidupku kau sangat berjasa. Kau telah membantuku menuju ke hudup yang lebih baik.

Salam hangatku padamau.
Kata-kata terakhirku padamu:
"I Miss U 4 ever"

naik vespa kliling kota sampai binaria

setelah lama gak nge pos, nge sop, nge ops, akhirnya bikin lagi…..

dukungan dari seorang kawan lama,…. katanya sih walopun ga ada yg komen, tetep banyak yang baca…….(sok membesarkan hati deh mbak…)

okeh.. back to topik.. begini ceritanya……

pernah ga sih lo tuh ngerasa ga layak jadi orang “itu” buat pasangan lo?

lo ngerti kan maksud gue orang “itu”, untuk jadi orang “itu” bisa pada pandangan pertama, setelah ngobrol atau setelah bersetubuh, atau setelah berantem, atau apalah, but you know, and your heart say itu out loud.. ” yes this is the person that i want to spend my lifetime with”………… and ladies and gentlement buci n femme, orang “itu” adalah pasangan hidup lo…

buat gue, orang yang jadi pasangan hidup gue sangat sial,…… karena gue doyan liat kanan kiri, mending cuma liat, kadang2 bukan cuma mata yg gatel, selain di liat di test juga..

selain itu, gue juga suka marah2, esmosis hehehe, pergi gak pulang2 ngalahin bang toyib, dan suka aneh (kebaca kan dari tulisan gue kl gue aneh), kasian dia deh pokoknya…

dan yang lebih aneh adalah,.. gue ga punya duit buat beliin diamond ring, buat ngisiin dia pulsa, buat biaya dia ke salon, ngopi di starbak, makan donat di jeko,

gue cuma punya vespa butut yang cuma bisa nganter dia sampe binaria…….

abis dari itu, derita banget dah, naek basway eniway tangganya tinggi benerrrrr

tapi dia rela ngejalanin itu sama gue… makan nasi pake soto di depan warnet, banyak debu panas2an, punya duit ceban alias sepuluh ribu….. soto harganya goceng alias lima ribu, nasi harganya 2rb, teh botol harganya 2rb, gue cuma bilang.. ” beib, ini nasi sama soto, kamu makan dagingnya n nasinya, biar aku maakan kuahnya… eeehh tapi minta nasi nya dong dikit”

lo bisa bayangin ga? apa lo tau kalo emang lo manusia yang pas buat dia?

coba sekarang wahai buci n femme, lo ngaca deh.. pasti jelek… eh bukan itu hehehhe

berkaca, apa lo adalah buat dia, apa dengan modal vespa n duit ceban lo bisa bahagiain pasangan lo?

buat gue kebahagiaan absolut adalah ketika lo ngejalanin semua tanpa beban. tanpa lo pikir vespa butut n duit sepuluh ribu.

buat gue saat2 itu adalah masa di mana hmmmm bahasa kerennya “precious time” between lo n dia.

setaon dua taon kemudian, ketika vespa lo udah ganti sama all new jazz matic, n duid di dompet lo udah ganti sama visa master card platinum, tempat soto lo udah ganti sama bistro di hotel mulia, gue yakin………

lagu ini bakal terus terngiang

Pergi di hari Minggu
Bersama pacar baru
Naik vespa kliling kota
Sampai binaria
Hatiku jadi gembira

Sesampainya di sana
Duduk dua-duaan
Makan roti buaya
Dengar lagu kita
Kita menari bersama

Di batang pohon kan kuukir nama kita
Tanda sayang selalu

Sore hari telah menjelang
Saatnya untuk pulang
Vespa mogok di jalan
Turun pula hujan
Berteduh kita di taman

Lihat ‘dik itu melati
Indah nian berseri
Kan ku petik untukmu
Simpan dalam hati
Nanti ku ambil kembali

ps. lagi gak konyol mbak otaknya… hehehee.. lagi romanz………

SCOOTERIST BUTUH CINTA

Hallo temen-temen Bro Vespa semua, apakabar ?

Hari ini posting agak beda, yaitu tentang 10 TIPS AMPUH MENGAKIRI "JOMBLO". Artikel ini cocok karena Vespa Maniac masih didominasi Bro-Bro walaupun ada pula yang "Sister-sister" :)

Apakah anda termasuk kategory Bro yang sampai hari gini masih melajang? Padahal tampang OK, body 100, tongkrongan Vespa keren .. so what is the problem? Kalau ini yang terjadi pada anda, bersiaplah untuk mengakhirinya.

Caranya mudah, baca dan praktekkan 10 tips berikut. Saya bukan peramal, namun saya yakin usai anda mencoba 'jurus-jurus' ini para cewek bakalan 'tergila-gila'. Maka bersiaplah mengucapkan, "Selamat tinggal jomblo .. "

1. Jujur

Dengan cara yang tepat, bukan hal sulit membuat seorang cewek 'mendatangi' anda. Jika anda merasa telah bertemu dengan seorang cewek idaman, tunjukkan bahwa anda adalah pria jujur, sopan, sekaligus charming .. atau istilah gaulnya, anda tidak ada duanya deh.

Jika ia ingin sharing, curhat atau sekedar ngobrol, tunjukkan juga kalau anda sangat antusias untuk mendengarkan ceritanya. Setelah itu anda akan merasakan indahnya dikelilingi para cewek.

2. Jangan Banyak Menilai

No Body Perfect. Hal inilah yang kerap dilupakan para cowok (termasuk cewek juga). Siapa sih yang nggak sebel kalau dinilai terus-terusan. Usahakan untuk tidak membandingkan seorang cewek dengan cewek lain, bisa-bisa dia malah kabur.

3. Jangan Mengikat

Suka dan berharap one day ia bakal jadi milik anda boleh-boleh aja. Sah kok .. namun bukan berarti anda boleh mengikatnya. Beri dia ruang gerak, maksudnya jangan keseringan 'berkeliaran' di sekitar dia. Biarin ia menebak dimana anda berada, sedang ngapain dan sama siapa.

Asal tahu saja, ketidakhadiran anda itu, justru bisa menumbuhkan kerinduan dalam dirinya. Ah senengnya kalo lagi dikangenin orang ..

4. Willing

Saat dia bercerita, tunjukkan kesan bahwa anda tertarik dan antusias mendengarkannya. Tunjukkan pula bahwa anda bersedia mendengarkan keluhan dan curahan hatinya. Entah cerita biasa-biasa saja atau masalah keluarga, pekerjaan, hobi, sampai mimpi-mimpinya. Jangan lupa untuk menanggapi cerita-ceritanya dengan pendapat yang brilian, tanpa terkesan menggurui.

5. Senyum

Pepatah bijak mengatakan, "Senyuman adalah senjata ampuh untuk menebar pesona." Bahkan ada yang bilang senyum itu merupakan refleksi diri seseorang yang punya pemikiran positif. Nah, jika anda gemar tersenyum, tularkan kebiasaan ini pada cewek yang ditaksir.

Caranya? Lontarkan gurauan yang akan bikin dia tersenyum. Tapi akan lebih baik lagi jika anda juga membuat teman-temannya atau bahkan keluarganya ikut tersenyum. Hasilnya ia pasti makin terpesona dengan anda. Survei membuktikan 9 dari 10 wanita menyukai cowok yang punya selera humor tinggi.

6. Be The Best

Anda tidak perlu memaksakan diri melakukan hal-hal yang muskil hanya untuk menjadi yang terbaik. Anda cukup memastikan bahwa anda tampil bersih, harum, nafas segar, dan nggak berantakan, cewek pasti banyak yang melirik.

7. Jangan Terlalu Nafsu

Saat lagi PDKT, cobalah tahan hasrat dalam diri. Nelpon? Boleh aja kok, tapi jangan terlalu terlalu sering. SMS or kirim email? Boleh .. tapi jangan ngegombal melulu. Batasi kontak anda dengannya, seperlunya saja. Namun usahakan agar isi pembicaraan cukup bermakna dan membuat dia terpesona.

8. Jual Mahal

Meskipun yakin si cewek udah jatuh hati pada anda atau bahkan udah ngebet banget, coba deh pura-pura nggak butuh atau bisa juga berlagak cuek kalau anda sedang di dekatnya. Dijamin dia bakalan penasaran abis.

9. Buat Dia Penasaran

Bukan rahasia lagi kalo yang namanya cewek itu demen banget dengan segala sesuatu yang bersifat misterius. Maka dari itu di kesempatan pertama, anda tidak usah langsung membuka diri. Beri sedikit informas tentang siapa sebenarnya anda.

Jika anda langsung membuka diri, bisa-bisa dia akan bosan dan merasa tak ada tantangan lagi. Kalau sudah begini sia-sia dong usaha anda. Makanya biarkan rasa ingin tahunya tentang diri anda terus tumbuh dan berkembang. Dengan begitu, dia pun akan selalu berharap untuk bisa mengenal anda lebih jauh lagi.

10. Jangan Sok Akrab

Banyak ccwek lebih memilih menjadi sahabat ketimbang menjadi kekasih. Alasannya adalah karena , dia merasa hubungan dengan anda sudah kelewat dekat, sehingga lebih enak untuk dijadikan teman. Nah, bila anda benar-benar suka sama cewek, sebaiknya jangan dulu sok akrab.


Ok, met mencoba yaa Bro ...

weekend

Wuyy malam minggu ini, malam yg sangat membahagiakan coz Jimmy (my beloved green scooter) yg malam minggu kmaren kagak bisa di ajak jalan jalan coz harus dirawat inap di rumah sakit, eh dibengkel ding coz kata dokternya (baca: bengkel) si jimmy kena kegagalan ginjal stadium 4 so musti di operasi dan kalo dioperasi itu musti di rawat inap di bengkel itu, coz karena gw tahu banyak tentang kedokteran, eh perbengkelan ding... so gw tanya ke bapaknya yaudah si jimmy dirawat baek baek aja bang, yg jelas besoknya harus udah sehat walafiat, dan kata bapak bengkel (baca: dokter) okeh pasti...

Dan akhirnya malam minggu ini gw keluar jalan jalan keliling kota dengan si jimmy dengan hati yg riang gembira...

Sehabis sholat isya gw, dan sebelum gw pergi nongkrong dengan anak vespa yg biasanya udah pada stand by jam jam 10-an malam, gw sempet sempetin ngenet bentar di warnet deket kosan gw, buka YM and sempet bergosip bentar ama Ibu "Ing" tentang buku buku mantaf, trus ama Bung "Fiz" tentang cara kopi susu dan makanan ringan... trus juga sempat blogwalking and baca baca bentar di seputar para blogger mania yg budiman...

Tepat pukul 10-an... eh salah ding pukul 11-an ding (coz keasikan ngegosipnya di YM), gw pun ngebut dengan si jimmy dijalan kota jogja yg begitu indah dimalam minggu ini menuju ke anak anak vespa yg udah sedari tadi pada nongkrong di depan kampus lama UMY, dan disana udah nampak sekitar 8 vespa yg udah parkir, dan tak lupa para "vespa ranger" yg keliatan lagi seru serunya bercerita dan bertukar pikiran sesama vespa ranger, dan untungnya mereka ga sampe salto bareng...

Gw pun ikut nimbrung ke mereka sembari nyapa dengan panggilan khas anak vespa pada umunya "hoyyyy slamat malam indonesia" (ngarang sendiri)... pertama tama gw beradabtasi ama apa yg lagi mereka ceritakan... dan ternyata mereka lagi seru serunya BERGOSIP sodara sodara... hahaha ga di infotaiment, sinetron, arisan ibu pkk, kumpul kumpul dikantin kampus, di YM, di blog, di friendster, sampe di tempat nongkrong anak vespa pun ga jauh jauh dari yg namanya gosip... huaaaaaaaaa... HIDUP GOSIP... ^_^

Yah yang lagi serunya jadi pembawa gosip pertama bernama si "Fery" (bukan feri yg jadi pembunuh penyanyi Alda Resma loh?), si fery ini lagi ngesosipin si "Try" yg kebetulan punya kaki yg patah (baca: pincang), yang kebetulan dia tuh menjabat sebagai ketua vespa tempat gw nongkrong, karena orangnya lagi kagak ada di sana so kita rame rame ngegosipin dia deh... hahaha...

Tapi pembuka gosipnya tuh mengarang sebuah cerita yg brhubungan dengan kaki pincang, ceritanya itu kira kira gini...

Disebuah tempat nun jauh disana, hiduplah dua orang sahabat yg satu bernama si pincang dan yang satunya bernama si bongkok, lagi asyik asyiknya bercerita si pincang dan si bongkok tiba tiba terkaget dan terpana akan kecantikan seorang gadis yg lewat didepan mereka... si bongkok yang kagak bisa berdiri tegak pun pura pura nunduk trus mengambil kayu dan mulai nulis di tanah sembari teriak "garis garisssss" buat narik perhatian si cewe yg cantik and montok itu, dan si pincang kagak mau kalah aksi kek si bongkok buat nyari perhatian, dan karna kaki si pincang yg satunya kagak bisa digerakin (yailah namanya juga pincang) so, di nyeret tuh kaki pincangnya sembari tereak "hapus hapussssss"... so intinya si bongkok yg kagak bisa berdiri tegak dan hanya bisa bongkok mulu ga mau dong kliatan bongkok depan cewe so dia pura pura ngambil kayu and garis garis sesuatu di bawah tanah, dan si pincang yg ngehapus tuh garis garisnya si bongkok di tanah coz kakinya kagak bisa di angkat...

Dan kontan aja sehabis si Fery cerita vespa ranger yang laennya pada ngahak tak tertahankan.. huahhaahaaa...

Dan yang laenpun mulai pada meperagakan cerita yg dibawain ama Fery ada yg jadi si pincang dan ada juga yg jadi si bongkok, dan semalaman sampe jam 2-an kerjanya cuman ngakak doang...

Waktu jam 2-an anak vespa ranger pun udah pada ngantuk dan pengen balik ke kandang masing masing, tapi sebelom balik ke kandang masing masing kebiasaan rutin kami tuh musti keliling or pawai dolo keliling kota jogja, dan sebagian besar vespa ranger yg laen tuh pada bawa boncengan gethoo (baca: pacar) huiiii gw aja yg vespanya paling keren ga punya euyy... hahahaha... menyebalkaaaannnn... tapi tenang aja gw dengan si jimmy yg selalu nampak keren selalu mebuat hati para wanita yg melihatnya akan selalu berseri seri... karena secara gw kan "Lelaki Idaman Wanita" hwakakak... saltoooo ahhhhh... setelah pawai berakhir kita pun berpencar balik...

SCOOTER LOVE

Di saung ini, mungkin keseratus kalinya aku memandangnya tajam. Dalam. Tapi curi-curi. Dia tak tahu. Atau, mungkin saja dia tahu, tapi tak peduli. Ya sudah, aku pun tak peduli. Selama ketenangannya masih mengizinkan mataku menatapnya.



Pagi tadi.

Aku merasa cantik sekali. Yaa, bilang saja aku narsis atau apapun. Yang jelas, tak dapat kupungkiri bahwa aku memang memesona, meski tanpa polesan bedak dan blush on. Ataupun bingkai penuh sebuah eye liner, mascara, dan teman-temannya. Aku merasa cantik. Tahukah kalian, mengapa? Karena pagi ini aku bahagia. Aku penuh cinta. Itu saja cukup untuk membuatku merasa cantik.

Untuk merayakan ulang tahunku, ia mengajakku ke Lembang. Sekedar mentraktirku makan jagung bakar dan sate kelinci, katanya. Bukankah itu menyenangkan, heh? Meski sekedar menikmati makanan sederhana, tetapi dengan seseorang yang amat berarti untukmu. Mungkin kau akan menganggapku sedang terbutakan oleh cinta, sehingga tahi bisa terasa seperti cokelat. Bah! Tentu saja aku tak seperti itu. Jagung bakar kan bukan tahi…

Ia menjemputku dengan vespa birunya. Vespa yang dimodifikasinya di berbagai sisi, sehingga terlihat unik. Vespa yang begitu dicintainya, yang katanya dimilikinya sejak ia masih kuliah di semester empat, empat tahun yang lalu, hasil dari kerja magangnya di berbagai tempat. Vespa yang konon membuatnya selalu merasa hidup dan bergairah setiap membuka mata di pagi hari. Ooh, andai saja ia tahu bahwa seberharga itulah ia untukku. Seperti ia mencintai vespanya yang tak bernyawa itu.

“Dingin ya?” pertanyaan bodohku memecah keheningan. Tentu saja bodoh. Dari dulu juga perjalanan menuju Lembang memang dingin. Yaa, habis aku tak tahu lagi harus bicara apa. Dari tadi ia hanya diam, dan berkonsentrasi penuh pada jalan di depannya.

“Hmmh…” Cuma itu yang keluar dari mulutnya. Padahal yang ada di kepalaku (selain kalimat ‘dingin ya’) tadi itu adalah, bisa nggak sih ia menyuruhku memeluknya dari belakang, untuk mengusir rasa dingin ini?? Tapi, alih-alih menyuruh memeluk, memerhatikanku saja tidak. Oh Tuhan, mengapa tak kau hadirkan saja aku ke dunia ini sebagai motor vespa miliknya??

“Jalannya nanjak banget ya? Aku nggak bakalan merosot, nih?”

“Nggak laaah…”

“Yaa, kalaupun aku merosot dari vespa ini, sebelum pergi tadi ibuku sudah melihat wajahmu. Dan suara cerewetnya akan mencecarmu begitu tahu puteri sulungnya membawa serta luka di tubuhnya setelah kau ajak pergi.” Jawabku sambil pura-pura tak menatapnya. Ia melihat ke arahku melalui spion vespanya. Aku tahu itu. Aku dapat merasakannya, meski hanya melihatnya dengan ekor mata saja.

Ia tersenyum. Hanya tersenyum. Tapi sungguh, hatiku bergemeletar melihatnya! Bagaimana cara mengungkapkannya yaa? Pernahkah kau merasakan cinta monyet? Cinta yang bisa membuatmu tersenyum malu-malu saat melihat namanya di daftar absen kelas, atau membuatmu merasa dekat hanya dengan melihat pagar rumahnya? Nah, mungkin seperti itulah rasanya. Ketika sesuatu yang amat sederhana menyentuh perasaan. Sesuatu yang amat sederhana, yang bisa jadi sangat mahal karena diberikan oleh seseorang yang selalu kau puja.

Ia menghentikan motornya.

“Kenapa? Habis bensin?”

Ia membuka jaketnya.

“Nih, pakai. Nanti kalau kau masuk angin, bertambahlah dosaku di mata ibumu.” Katanya, tulus. Tanpa mata yang mengedik nakal, tanpa nada suara yang menyindir. Tanpa tendensi apa-apa. Ia hanya tersenyum. Senyum yang lagi-lagi meluluh-lantakkan seluruh persendian.

“Cuma untuk ini kau berhenti?”

“Ayo naik lagi.”

Aku sedikit kecewa. Kupikir akan ada aksi-aksi selanjutnya. Apapun itu. Yang penting darinya, tak akan kutolak.

Perlahan vespa birunya berjalan lagi, menuju Lembang. Menuju dingin yang menusuk. Aku tak dapat menahannya lebih lama. kulingkarkan tanganku di pinggangnya. Ia terlihat salah tingkah. Beberapa kali memandangku dari spionnya. Tapi, ia tak menolaknya. Atau melepaskan pelukanku. Maka aku pun mengeratkan pelukan itu. Sambil menyandarkan kepalaku di punggungnya. Aku menikmatinya…Sambil berharap ia pun menikmatinya.

Ada tetesan air menyentuh hidungku dengan lembut. Makin lama makin banyak. Oh tidak! Hujan menyapu seluruh khayalanku. Padahal kami bahkan belum sampai di Lembang. Kenapa sih aku tak boleh menimati indahnya perasaan ini? Sebuah perasaan nyaman dan terlindungi. Perasaan ingin memiliki dan dimiliki. Perasaan…ah aku bahkan tak boleh meski hanya mengkhayal.

Jadi, baiklah…Aku ikuti saja saat ia berhenti di sebuah pos ronda.

“Perjalanan kita terpaksa tertunda. Daripada nanti kau sakit.” Ujarnya, masih disertai dengan senyum. Aku sudah tak mampu tersenyum. Hari ini aku tak suka hujan. Ia telah merenggut khayalku.

Area perkebunan yang luas terhampar di depan kami. Memberikan bau harum kesejukan.

“Aku jadi ingat abang-abangku.” Ucapnya selewat. Jika saja aku tak berkonsentrasi padanya, pastilah gumamannya itu hanya akan pergi bersama angin yang kebetulan berhembus. Atau, memang ia hanya berniat mengenang, dan bukan memberi suatu informasi untukku? Apapun alasannya, kalimatnya mau tak mau sudah terlanjur terdengar.

“Ada apa dengan abang-abangmu? Ummh…memangnya kau punya berapa abang?”

“Dua. Eh, sebetulnya tiga. Tapi, yang dua itu saja yang akrab denganku, karena perbedaan usia kami yang hanya terpaut dua tahun.” Ucapannya terhenti sejenak. Ia membetulkan duduknya di bangku bambu pos ronda.

“Dulu, kami tinggal di kampung. Kalau hujan seperti ini kami masih suka berlarian di sawah dekat rumah.”

“Ngapain?”

“Banyak. Kadang sekedar menikmati hujan. Kadang juga kami diiizinkan untuk mengambil ikan-ikan kecil di tambak. Enak sekali. Pasti kau belum pernah makan ikan-ikan kecil yang kau jaring sendiri dari tambak.” Tebaknya. Dan ia memang betul. Untuk apa aku berlari-lari di sawah dan menjaring ikan kecil di tambak? Jika aku bisa mendapatkan versi sudah matang-mengepulnya di meja makan… Tapi baiklah, kuikuti saja kalimat-kalimatnya.

“Di dekat rumahku juga ada sungai kecil. Dulu, airnya masih jernih. Aku dan kedua abang kembarku itu suka menjadikannya sebagai tempat piknik yang menyenangkan sepulang sekolah. Jika cuaca sedang terik, kami main nyemplung saja ke dalamnya, dan membiarkan baju seragam kami di atas bebatuan. Dan haaa…haaa… pernah sekali bajuku tertiup angin. Lalu, ia menyangkut di dahan pohon. Tak terlalu tinggi memang, jadi bisa kugapai tanpa harus memanjatnya. Tapi, dasar ceroboh. Aku malah membuatnya terkoyak. Setibanya di rumah, aku takut ibuku akan marah-marah. Maka aku diam saja dan berlaku sebagai anak termanis di dunia. Aku tak bilang apa-apa. Kugantung baju seragamku seperti biasa pada paku di balik pintu kamar.” Kalimat-kalimat panjang itu mengalir dari mulutnya, tanpa bisa kucegah. Aku menyukainya. Jarang sekali ia bisa bercerita sepanjang ini padaku.

“Lalu, selama apa kau bisa menyembunyikan koyaknya dari ibumu?”

“Tak lama.” matanya kembali menerawang. “Perempuan perkasa itu menemukannya di malam hari, saat ia sudah menyelesaikan pesanan-pesanan jahitan tetangga.”

Aku melirik ke arahnya.

“Beliau perkasa karena…Menurutku karena tak pernah mengeluh meski harus bekerja keras membantu ayahku menghidupi keluarga besar kami. Ibu berjualan dengan sepedanya keliling kampung pada pagi sampai siang hari. Lalu beliau akan menyiapkan makan siang untuk anak-anaknya yang baru pulang sekolah. Setelah mengerjakan pekerjaan rumah lainnya, barulah disentuhnya kain-kain pesanan yang menumpuk di atas mesin jahit tuanya.”

Tepat, ia seolah bisa menjawab pertanyaan akan sosok perempuan perkasa yang ingin kutanyakan padanya.

“Rasanya aku kangen ibuku. Hey! Asyik ya, kalau bisa bertemu ibu setiap hari?”

Aku diam.

“Luna…??” ia mengibaskan telapak tangannya di depan wajahku. Membuatku tersadar dari lamunan singkat.

“Ummh…hyaa…begitu lah rasanya. Kadang menyenangkan, kadang menjemukan.”

“Jemu? Ah masa? Bukannya saat-saat bersama ibu merupakan saat terindah dalam hidup seorang anak? Saat-saat ia bisa kembali menjadi anak-anak, setua apapun usianya. Karena bisa bermanja-manja, berbagi kebahagiaan…”

“Ibuku cerewet sekali. Jadi, kadang aku bosan mendengar segala nasehatnya. Seringkali ibuku tak dapat membedakan apakah aku ini empat tahun, atau dua puluh tahun lebih tua dari itu.” Ucapku, agak terburu-buru.

“Oooh…wajarlah. Semua ibu memang begitu. Tujuannya hanya satu, tak ingin anaknya salah langkah. Apalagi jika puterinya begitu cantik sepertimu.”

Aku tersenyum manis. Kali ini aku berharap, senyumku bisa membuatnya terbang ke langit ketujuh, seperti yang ia lakukan berulangkali terhadapku.

Sedetik kemudian, saat ia tak lagi memerhatikan senyumku, manisnya berubah menjadi pahit. Getir. Ah yaa, andai saja ibuku memang cerewet. Andai saja ibuku memang mencerewetiku seperti pada anak-anak umur empat tahun setiap harinya. Aku rela, sungguh! Akan kuturuti semua kecerewetannya.

Tapi sayang, ibuku tak seperti itu. Yang kukatakan di hadapannya tadi hanya dusta. Jangankan cerewet, beberapa kalimat pendek setiap malam saja sudah bagus jika sempat terucap dari mulutnya sebelum ia tidur.

Kalimat pendek. Ya, hanya kalimat pendek! Itulah mengapa aku tak suka pada orang yang jarang berbicara. Aku mengasumsikannya sama dengan ibuku. Ibuku yang sudah terlalu letih mendesah. Ibuku yang sudah tak sanggup lagi mengeluarkan suara dari mulutnya, karena terlalu banyak merayu, merenda kata-kata birahi berbalut cinta. Berlapis niatnya untuk tetap dapat menghidupi anak-anaknya.

Singkat kata, aku merasa bahwa mereka yang tak berbicara banyak padaku, pastilah tak punya cukup sayang untukku.

“Hujan sudah reda. Yuk kita teruskan. Pemandangan di atas sana lebih bagus, kok. Udaranya juga pasti lebih sejuk.”

Hmmm…ia pasti berpikir bahwa aku sedang menikmati pemandangan pesawahan ini. Tak buruk. Daripada ia tahu isi kepalaku yang sesungguhnya.

Kami berhenti di sebuah rumah makan sederhana.

“Mau makan apa? Aku mau sate kelinci.”

“Aku…burung dara goreng saja.”

Ia memesankan kedua menu tersebut pada seorang perempuan separuh baya yang sebelum kedatangan kami terlihat sedang mengobrol dengan perempuan lainnya yang sepertinya berusia sama.

Kami berjalan menuju salah satu saung kecil di rumah makan itu.

“Bagaimana kuliahmu?” tanyanya sambil menyeruput susu murni rasa cokelat dalam gelas besar.

“Yaa, mudah-mudahan bulan depan aku bisa mengajukan sidang, sebelum deadline-nya habis.”

“Bagus. Jadi kau bisa cepat lulus dan… ambil S-2 atau bekerja?”

“Tidak tahu.”

“Kok begitu?”

“Keduanya tak menarik minatku.”

“Lantas?”

“Mungkin aku akan terus menulis. Siapa tahu ada penerbit yang tertarik membukukan puisi-puisiku.”

“Ummh…ide bagus. Coba saja ajukan.”

“Nanti ditolak?”

“Kau tak akan pernah tahu sampai kau mencobanya.”

Aku tersenyum simpul mendengar kalimat bijak itu. Jika saja bukan ia yang mengucapkannya, aku mungkin akan langsung bilang, ‘huh, ngomong memang gampang!’ tapi yang mengucapkannya ia, seseorang yang kukagumi karena kemampuannya bertahan dari berbagai kesulitan hidup. Mulai dengan mengamen untuk membayar biaya kuliahnya, hingga kerja serabutan di berbagai instansi yang membutuhkan tenaga kerja part time mahasiswa berotak cerdas-namun membayar gajinya setengah dari karyawan full time.

“Aku suka deh lihat senyummu kalau cuma setengah begitu.”

“Hah? Masa sih? Apa bagusnya?”

“Nggak bagus, tapi unik. Jarang-jarang ada perempuan yang suka tersenyum separuh begitu. Kebanyakan dari mereka yang pernah kulihat, lebih sering tersenyum penuh. Kau mengingatkanku pada Monalisa.”

Gombal. Tapi aku suka.

Benakku kembali dipenuhi dengan khayalan. Andai saja di sini ia mengucapkannya. Mengucapkan sebuah kalimat yang didambakan oleh banyak perempuan seusiaku. Okelah, mungkin terlalu berlebihan jika aku mengharapkan ia mengucapkan ‘maukah kau menikah denganku?’. Tapi, sekedar kalimat, ‘jadilah kekasihku…’ rasanya ingin aku dengar dari mulutnya. Ditemani dengan burung dara goreng, susu strawberry, dan cuaca yang berkabut begini. Rasanya semua akan sempurna jika ia tiba-tiba menggenggam tanganku, menciumnya, dan mengucapkan itu. Oh Tuhan, aku akan langsung mengangguk secepat aku bisa. Agar ia tahu aku sungguh-sungguh menginginkannya.

Ia menatapku.

Aku salah tingkah.

Ia memegang telapak tanganku.

Oh oh…jantung, tolong jangan pamit sekarang. Biarkan aku menikmati sensasi ini, dan menunggu kelanjutannya.

“Luna…” ia semakin kuat menggenggam tanganku, dan menyentuh punggung tanganku dengan tangan kirinya. Jantungku semakin bertingkah. Menggelepar. Ayo ucapkan…Ayo…Atau, haruskah kupejamkan mata agar ia tak merasa gugup?? Baiklah. Akupun memejamkan mata perlahan.

“Selamat ulang tahun yang ke-duapuluh-empat ya Luna! Semoga cepat lulus kuliahmu, amin!”

Harapan…khayalan…dan keinginanku hancur menjadi kepingan-kepingan, yang tak ingin kuambil. Biar saja mereka terserak di lantai saung ini.