Senin, 15 September 2008

TIPS Vespa, Orisinalitas Dongkrak Harga

Jakarta – Yunus, 54, pehobi anggota Vespa Club Bogor, lain lagi ceritanya. Ia mengaku tertarik pada Vespa gara-gara motor skuter ini tak pernah membuat susah. Walau tergolong barang lawas, tapi motor itu selalu tokcer dipakai ke mana-mana. ”Buat jalan-jalan cari angin seputar kota, nggak masalah. Bahkan diajak pelesiran ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi juga, oke,” ujar Yunus.
Penyakit Vespa itu tak banyak. Paling-paling yang rewel adalah busi dan platina. Dibanding motor produk Jepang, Vespa, menurutnya, tidak ribet. Kalau pun ada yang perlu diservis, pasti tak jauh dari kedua komponen tadi. Apalagi jika pemilik dikenal rapi merawat dan mengurusi skuter maka makin tokcer saja tunggangan seksi ini.


Tapi pesannya, kalau memakai skuter itu tak boleh asal-asalan. Ada aturan mainnya. Dicontohkannya yang paling gampang adalah pengecekan oli. Bila pelumas ini sampai kering, mesin ambrol. Tapi makin apik dan teliti waktu ngerawat, dijaminlah Vespa kita bisa tokcer terus. Yunus telah mebuktikannya sendiri. Dari tiga tunggangan kesayangan itu, tak satu pun yang sampai bikin susah.
Bapak yang gemar skuter sejak 1986 ini mengkoleksi tiga jenis dengan tahun yang berbeda, Vespa PS 1981, Sespan 1961 dan Vespa Super 1979. Khusus untuk Sespan, ada kenangan istimewa yang membekas. Model ini sempat menyabet juara umum untuk kategori sespan dalam acara pameran di Taman Mini Indonesia Indah pada 1989. Berikutnya, tahun 2001, menggondol juara satu untuk kategori yang sama di Sukabumi.
Selain tak rewel, Yunus jatuh hati pada kekuatan bodi kendaraan bermotor ini. Tapi lagi-lagi kekuatan itu didapat dari ketelaten dan ketelitian dalam merawat. Terlebih tingkat orisinalitasnya ada di puncak. Alhasil, bila terus dijaga, bukan m

ustahil skuter jadi salah satu benda antik. Ia pun jadi buruan para kolektor.
”Sekitar tahun 1986, belum banyak orang yang senang main Vespa atau skuter. Pada saat itu, orang masih malu pakai motor ini sebab dianggap motornya pak guru,” cerita Yunus dengan ramah. Karena belum populer tadi, harga skuter pun sangat murah. Yang paling mahal cuma setengah juta perak.
Namun sekarang ini, setelah kepopuleran skuter terdongkrak, harga tadi ikut-ikutan melambung. Sebagai gambaran, skuter merek Vespa tahun 1961 yang orisinal harganya mencapai Rp 15 juta. ”Orisinal atau nggak, itu bisa dilihat dari lampu yang bulat dan di atasnya ada jawer ((alis)dan giginya cuma ada tiga.”
Selain penampilan luar yang dinilai, orisinilitas mesin tak bisa diabaikan. Komponen motor penggerak harus punya nilai di atas rata-rata. Sebab, mesin skuter merek Vespa paling mudah ditaruh di bodi mana saja. Ada yang kuno tapi waktu dibedah ”jeroannya” tergolong buatan masa kini. Otomatis, nilai orisinilitasnya pun gugur.

Tidak ada komentar: